Serangan balasan Iran ke Israel, menjadi perhatian serius bagi pemerintah Indonesia.

Nesia.Top, 17 April 2024 - Perkembangan konflik di Timur Tengah, terutama setelah serangan Israel terhadap fasilitas diplomatik Iran di Damaskus dan serangan balasan Iran ke Israel, menjadi perhatian serius bagi pemerintah Indonesia. Sebagai respons cepat terhadap dinamika tersebut, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengadakan Rapat Koordinasi pada Senin (15/04), yang melibatkan seluruh unsur Kedeputian bersama dengan Kementerian Luar Negeri dan sejumlah Duta Besar.

sumber poto: kemenko perekonomian


Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa rapat tersebut merupakan langkah awal untuk mengevaluasi upaya penurunan intensitas konflik guna melindungi perekonomian Indonesia.


“Pelaksanaan Rapat Koordinasi ini merupakan penilaian awal terhadap upaya penurunan dampak konflik di kawasan Timur Tengah terhadap perekonomian Indonesia,” ungkap Menko Airlangga.


Turut hadir dalam rapat tersebut, Dubes RI di Amman, Ade Padmo Sarwono, memberikan pembaruan situasi di kawasan dan berharap agar konflik tidak mengalami eskalasi yang dapat merugikan ekonomi negara-negara di kawasan, termasuk Indonesia.

Selain itu, Ronny P. Yuliantoro, Dubes RI di Teheran (Iran), juga menyoroti urgensi untuk mengantisipasi dampak eskalasi konflik terhadap disrupsi logistik dan rantai pasok, terutama di Selat Hormuz yang sangat penting bagi perekonomian global.


Di sisi lain, Abdul Kadir Jailani dari Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika (Dirjen Aspasaf) menegaskan perlunya kewaspadaan terhadap kemungkinan eskalasi konflik di wilayah tersebut, meskipun saat ini tidak ada pihak yang menginginkan situasi tersebut terjadi. Namun, perlu dipersiapkan untuk menghadapi dampaknya terhadap ekonomi global, terutama terkait dengan harga minyak dan biaya logistik.


Eskalasi konflik geopolitik antara Iran dan Israel pada akhir pekan lalu telah memberikan dampak yang signifikan pada perekonomian global, dengan harga minyak mentah yang masih tidak stabil. Hal ini juga berdampak pada pelemahan nilai tukar terhadap Dolar AS bagi sebagian mata uang di Kawasan Asia Pasifik pada hari Senin (15/04), dengan mayoritas bursa saham mengalami penurunan.


Di Indonesia, meskipun Bursa Efek Indonesia dan Pasar Spot Rupiah masih tutup karena libur Hari Raya Idulfitri, nilai tukar Rupiah di pasar spot luar negeri (Trading Economics) menunjukkan tren apresiasi di level Rp16.060 atau setara 0,31 persen (dtd), lebih baik dibandingkan negara- negara lain seperti Korea, Filipina, dan Jepang.


Dalam rangka menjaga stabilitas ekonomi, Pemerintah juga memperhatikan kondisi APBN agar dapat berfungsi secara optimal sebagai penyerap kejutan dan menjaga stabilitas ekonomi. Selain itu, akan dilakukan koordinasi lebih lanjut dengan otoritas moneter dan fiskal untuk menghasilkan kebijakan yang tepat dalam menjaga pertumbuhan dan stabilitas ekonomi Indonesia.


Hal ini menunjukkan komitmen Pemerintah dalam menghadapi tantangan ekonomi dan menjaga stabilitas mata uang Rupiah. Dengan adanya kerjasama antara pemerintah dan otoritas terkait, diharapkan dapat tercipta kebijakan yang efektif dan tepat guna dalam menghadapi perubahan kondisi ekonomi baik di dalam maupun di luar negeri.

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn more
Ok, Go it!