Jakarta, 14 April 224 - Pada Sabtu, 14 April, Iran mulai meluncurkan serangan besar-besaran ke Israel. Serangan drone dan rudal tersebut merupakan yang pertama kali dilakukan oleh Republik Islam Iran terhadap Israel, yang menyebabkan sirene berbunyi di berbagai wilayah Israel.
Juru Bicara IDF, Laksamana Muda Daniel Hagari, pertama kali mengkonfirmasi pada pukul 11 malam bahwa serangan tersebut diperkirakan akan berlangsung selama beberapa hari. Hal ini menunjukkan eskalasi ketegangan antara Iran dan Israel yang semakin meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Kedua negara tersebut telah lama terlibat dalam konflik regional yang kompleks, dan serangan ini dapat memicu respons yang lebih luas di kawasan tersebut. Kondisi keamanan di Timur Tengah semakin tegang dengan adanya serangan ini, dan situasi ini memerlukan penanganan yang hati-hati dan bijaksana dari kedua belah pihak untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.
Sirene mulai terdengar di komunitas Israel selatan sekitar pukul 1:42 pagi, sebelum meluas ke sebagian besar wilayah negara tersebut. Ledakan keras terdengar di utara dan selatan, serta di Yerusalem dan banyak kota di Tepi Barat bagian utara. Serangan itu dilaporkan menyebabkan sejumlah korban.
Layanan ambulans Magen David Adom mengatakan petugas medisnya sedang merawat seorang gadis muda di Israel selatan yang terluka akibat pecahan peluru setelah pesawat tak berawak Iran dicegat di wilayah tersebut. Gadis berusia 7 tahun, dari kota Badui dekat Arad, dibawa ke Rumah Sakit Soroka di Beersheba, di mana dia dinyatakan dalam kondisi serius.
Hagari mengungkapkan bahwa Iran telah meluncurkan lebih dari 200 proyektil ke Israel, termasuk puluhan rudal balistik. Namun, sebagian besar rudal tersebut berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara jarak jauh Arrow yang dimiliki oleh IDF. Meskipun demikian, beberapa rudal berhasil menembus pertahanan dan jatuh di luar wilayah udara Israel. Serangan ini tidak hanya menyebabkan luka pada seorang gadis muda di Negev, tetapi juga mengakibatkan kerusakan pada infrastruktur pangkalan militer di Israel selatan. Dampak serangan ini begitu signifikan sehingga Yordania, Irak, dan Lebanon terpaksa menutup wilayah udara mereka selama beberapa jam. Israel juga mengumumkan penutupan berbagai rute penerbangan sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Serangan rudal yang dilakukan oleh Iran terhadap Israel menunjukkan eskalasi ketegangan di kawasan tersebut. Tindakan ini tidak hanya melanggar kedaulatan Israel, tetapi juga mengancam keamanan dan stabilitas di Timur Tengah. IDF telah berhasil menghadapi serangan tersebut dengan sistem pertahanan udara yang canggih, namun masih ada beberapa rudal yang berhasil menembus pertahanan dan menyebabkan kerusakan. Hal ini menunjukkan bahwa ancaman dari Iran masih nyata dan perlu dihadapi dengan serius oleh komunitas internasional.
Dalam menghadapi serangan ini, Israel tidak hanya mengalami kerugian fisik, tetapi juga dampak ekonomi dan politik. Penutupan rute penerbangan dan wilayah udara oleh negara-negara tetangga menunjukkan isolasi yang dialami oleh Israel akibat serangan ini. Israel harus bekerja sama dengan negara-negara lain untuk mengatasi ancaman ini dan mencari solusi yang dapat mengembalikan stabilitas di kawasan. Selain itu, komunitas internasional juga harus memberikan dukungan dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dan memastikan keamanan