Nesia.Top, 22 April 2024 - Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan, menegaskan pentingnya inklusivitas dan keadilan dalam perencanaan iklim masa depan. Beliau menyatakan bahwa transisi yang adil dan terjangkau harus menjadi prioritas utama, sejalan dengan G20 Transition Finance Framework. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Menkeu saat menghadiri Working Dinner G20 Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting di Washington D.C., Amerika Serikat, pada Rabu (17/04/) waktu setempat. Dalam pertemuan tersebut, beliau menyoroti pentingnya investasi yang besar dalam transisi menuju ekonomi rendah karbon.
Menurut data United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), terdapat kesenjangan investasi sebesar $400 miliar setiap tahunnya yang diperlukan untuk mengimplementasikan elemen-elemen esensial dari transisi tersebut. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kerjasama internasional dalam mendukung perubahan menuju ekonomi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Energy Transition Mechanism (ETM) Country Platform dijelaskan sebagai kerangka keuangan campuran untuk menggerakkan sumber daya keuangan dan dukungan internasional. Salah satu proyek uji coba yang telah berjalan adalah pemensiunan dini pembangkit listrik Cirebon 1. Dengan kapasitas 660 megawatt, proyek ini membutuhkan biaya sekitar $1,3 Miliar untuk memensiunkan pembangkit listrik ini dalam waktu 7 tahun ke depan.
Menurut Menkeu, proses pemensiunan dini ini dapat menyelamatkan sekitar 28,5 juta ton CO2e. Dalam kesempatan tersebut, Menkeu juga menyoroti pentingnya persiapan terkait kredit karbon. Terutama dalam memahami minat investasi sektor swasta terhadap instrumen ini. Dia menekankan peran Bank Pembangunan Multilateral (MDB) seperti Bank Dunia, ADB, dan AIIB dalam mengoreksi persepsi risiko dan manajemen yang sangat penting.
Dengan adanya dukungan dari lembaga-lembaga finansial internasional seperti MDB, diharapkan implementasi Energy Transition Mechanism (ETM) Country Platform dapat berjalan lancar. Hal ini akan membantu dalam memobilisasi sumber daya keuangan yang diperlukan untuk mendukung transisi energi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan di masa depan.
Tanpa kontribusi mereka, kita akan terbatas pada dana publik saja, baik dalam skala nasional maupun global, tanpa adanya dukungan dari sektor swasta sama sekali. Pernyataan ini disampaikan dengan tegas.
Sebagai co-chair Coalition of Finance Ministers for Climate Action (CFMCA), Menkeu dan Steven van Weyenberg, Menteri Keuangan Belanda, menyambut dengan positif segala bentuk kerjasama yang berkaitan dengan transisi dan solusi terhadap masalah iklim.
Menkeu juga menegaskan pentingnya Task Force for the Global Mobilization against Climate Change (TF-CLIMA) sebagai bagian dari upaya bersama dalam mengatasi perubahan iklim. Hal ini menunjukkan komitmen yang kuat dari pihak terkait dalam menghadapi tantangan lingkungan global.